Senin, 26 Agustus 2013

Sex Pertama dengan Saudara Sendiri

Cerita Dewasa | Sex Pertama dengan Saudara Sendiri


Sex Pertama dengan Saudara Sendiri

Saya punya kebiasaan onani saya seperti cowok teman-teman saya. Tapi sebagai perangsang, saya gak hanya memakai buku atau film BF tapi juga orang. Soalnya saudara saya banyak yang cewek plus cakep-cakep masih SMP, body`nya jadi. Karena rumah saya yang besar, saudara saya (terutama yang cewek) sering menginap, nah waktu itu yang saya suka. Biasanya malam-malam saya naik ke kamar tamu, dan mengendap-ngendap. Saya naik ke atas ranjang dan mulai aksi saya dengan pegang-pegang body saudara saya sambil ngocok. gak jarang saudara saya tidur nyenyak banget sehingga saya bisa ngobel-ngobel vaginanya.

Nah, kebetulan minggu lalu pas libur Sidang Umum saudara saya menginap. Ada satu saudara perempuan saya yang asli cantik namanya Joyce. Saya kepingin benar ngobel vaginanya tapi gak dapat, soalnya dia baru kepegang paha saja sudah sadar. Tapi ini malam lain, saya memulai petualangan saya lagi. saya naik ke kamar atas, terlihat si Joyce tidur dengan posisi nafsuin. Menghadap ke atas (telentang) kaki rada mengangkang. Darah saya sudah berdesir saja. Saya mulai naik ke atas ranjang, ternyata dia memakai celana longgar. perlahan-lahan saya mulai tarik celananya kebawah dan mengintip ke dalam. Kelihatan CD-nya. Saya sudah mau masukan tangan saja. Tapi saya takut dia bangun. Tapi, lama-lama saya gak tahan juga. Saya masukin tangan saya, wah dia diam saja. Saya masuk lebih dalam lagi. Nyentuh CD-nya, saya mulai mau tarik CD-nya. Tangan saya satu lagi ngocok² penis saya. Tahu² dia bangun dan melihat saya lagi pegang penis saya. Wah, saya kaget dan buru² kabur sambil berharap dia melupakan dan dikira mimpi. Saya mau tidur lagi,"Sialan", dalam hati saya. Saya belum klimaks nih. Akhirnya saya tidur juga. Eh, malamnya saya merasa ada yang memegang tubuh saya. Saya bangun, ternyata si Joyce lagi memegang penis saya sambil tangannya masuk ke dalam CD-nya. Astaga, dia kaget juga, tapi terus berbicara. "Dengan ini kita seri ya?" terus dia mau pergi. Menyadari gelagat asyik ini saya langsung berkata, "Eh jangan pergi."
Terus dia bertanya "Emang kenapa, Loe marah?"
"Gak kok, loe demen pegangin barang gua, gua kepengen liat barang loe gimana kalau kita tukeran ?"
Dia diam sebentar terus bicara, "Yang benar?"
"Iya",
"Ya sudah dech, tapi loe duluan ya?"
Terus saya pun tarik celana saya yang longgar (maklum piyama) dan terlihatlah penis saya yg asli tegang (penis saya 12cm dan diameter 4cm). Lumayan buat anak 16 tahun. Dia kelihatan senang ditambah horny.
"Boleh gue pegang?"
"Loe mau apain juga boleh asal jangan disakitin."
Tangannya bergerak perlahan gemeteran, dia pegang penis saya. Darah saya berdesir waktu tangannya menyentuh penis saya. Baru sekali penis saya dipegang, dielus sama perempuan. Tangan yang satunya memegang celananya sendiri sambil sesekali menggesek. Saya lihat tambah horny.
"Eh, Joyce cukup donk, giliran lu."
"Gak ah malu",
"Eh, loe sudah janji, lagian cuma kita berdua kok."
"Ya sudah."
Dia pun mulai memegang celananya.
"Eh, tunggu, boleh gak saya yang buka?"
Dia berpikir terus bilang, "Boleh dech".

Tangan saya mulai memegang celananya. Terus saya gesek bagian vaginanya dia diam saja. Terus perlahan² saya tarik celananya turun, kelihatan CD-nya putih. Terlihat bagian vagina agak basah, perlahan dari samping saya tarik CD-nya. Tangan saya gemetar. Dia juga terlihat agak malu. Saya tarik ke samping, terlihat vaginanya, bulu kemaluannya paling baru 5 lembar (maklum baru 13). Saya buka sedikit, bau amis campur pesing mulai menyebar.
"Boleh saya elus ?"
"Boleh",
Saya mulai mengelus vaginanya, pas saya buka sedikit, kelihatan ada daging kecil dibagian atas, saya heran.
"Ahh, nikmat Di! Lagi donk",
Tiba² dia teriak, saya kaget. Terus saya dapet ide,
"Gimana kalau vagina lu gue gesek pakai penis gue?"
"Hah, jangan saya masih mau perawan",
"Tenang cuma luarnya doang gue jamin perawan lu gak hilang",
"Benar?"
"Benar."
"Ya sudah."
Terus CD-nya saya tarik kebawah dan CD saya saya turuni sendiri. Saya suruh dia tiduran, terus saya letakan penis saya diatas vaginanya (waktu itu saya sudah takut ketahuan bokap) terus saya gesek naik turun.
"Ahh nikmat DI, nikmat banget cepetan dikit Di."
Wah saya semakin nafsu saja saya gesek lagi, sementara vaginanya semakin banjir.
"Ahh terus Di, clit gua donk diutamain",
"Hah, apaan tuh clit?"
"Itu daging kecil yang tadi loe pegang",
"Oohh."
Terus saya mulai mencari "clit" tersebut dan saya gesek pakai kepala penis saya.
"Ahh nikmat Di terus Di."
Saya semakin nafsu saja, terus dia bercanda bicara begini,
"Ahh, uhh, ini mah dimasukin lebih nikmat kali ya?"
Saya yang nafsu senang benar dengar begitu. Saya ambil koran terus saya alaskan pantatnya.
"Ngapain Di?"
Saya diam saja terus saya pelan² cari lubang vaginanya dan saya sodok masuk penis saya.
"Ahh, jangan Di, adduuh sakit Di, please jangan ahh! "Saya kasihan juga saya tarik sedikit. Terus saya sodok sekuat tenaga"Ahh sakit banget Di, aduhh.." Saya cuek terus saya sodok sedikit. Sambil memegang payudaranya saya bisa melihat dia menangis. Tapi saya cuek, saya kayuh saja terus.
"Ahh Di sakit Di, loe tega loe Di, pokoknya perawan gue lu yang ambil." Tapi lama² dia diam juga, dia malah mulai menikmati.
"Ahh, Ahh, ohh, terus nikmat juga, teruss."

Mungkin karena sama² baru, gak lebih dari 15 menit kita sama² klimaks, saya keluarkan sperma saya didalam, asli nikmat banget. Setelah selesai, kita duduk senderan, koran tatakan tadi ada noda darah, darah perawan dia. Saya lihat dia menangis sambil menyandarkan kepalanya ke dada saya.
"Ah, Di, loe ngambil perawan gue, gue nyesel, tapi nikmat kok, gue tapi gak ngarep lo mau tanggung jawab, asal lo mau begini terus sama gue, lagian gue juga kok yang mulai."
"Gak, apapun yang terjadi saya tanggung, setelah cukup umur lo bakal gue nikahin apapun resikonya."
"Benar?"
"Suer!"
"Asyikk, loe baik deh, lain kali gue mau lagi deh."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar